Sejarah Organisasi Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo didirikan oleh para pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) di bawah pimpinan R. Soetomo pada akhir tahun 1907. Sebelum pendirian Budi Utomo, terjadi pertemuan antara dr. Wahidin Sudirohusodo dengan R. Soetomo dan M. Soeradji di gedung STOVIA.
Dalam pertemuan tersebut, dr. Wahidin menyampaikan ide-ide untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui “studiefonds” atau dana pendidikan. R. Soetomo dan para pelajar STOVIA memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan keinginan untuk berbangsa dan bernegara. Gagasan dr. Wahidin dan R. Soetomo sangat cocok dan akhirnya mereka berhasil mendirikan Perkumpulan Budi Utomo.
Pendirian Budi Utomo dilakukan secara non-formal di Ruang Anatomi STOVIA pada hari senggang. Hasil pertemuan tersebut positif dan berhasil mendirikan organisasi yang diberi nama “Perkumpulan Budi Utomo”.
Organisasi ini merupakan organisasi modern dengan susunan pengurus yang lengkap dan tujuan yang jelas yang dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Budi Utomo. Pengurus Budi Utomo saat berdiri terdiri dari R. Soetomo sebagai Ketua, M.
Soelaiman sebagai Wakil Ketua, Soewarno I (Gondo Soewarno) sebagai Sekretaris I, M. Goenawan sebagai Sekretaris II, R. Angka sebagai Bendahara, dan M. Soeradji, M. Moh. Saleh, Soewarno II (M. Soewarno), dan R.M Goembrek sebagai Komisaris.
Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres I di Yogyakarta. Dalam kongres tersebut, Budi Utomo menetapkan susunan Pengurus Besar Budi Utomo, AD/ART Budi Utomo, dan Kantor Pusat Budi Utomo.
Para pendiri Budi Utomo yang terdiri dari para pelajar STOVIA tersebut menjadi pengurus Budi Utomo cabang Betawi, sementara Kantor Pengurus Besar Budi Utomo berada di Yogyakarta dengan RT A. Tirto Kusumo sebagai ketua dan dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil ketua.
Tujuan Organisasi Budi Utomo
Tujuan umum dari pendirian organisasi Budi Utomo adalah untuk menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri dan mempertinggi kemajuan mata pencaharian serta penghidupan bangsa dengan memperdalam keseniaan.
Selain itu, tujuan Budi Utomo juga mencakup upaya untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pada pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Budi Utomo ingin memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik, industri, dan menghidupkan kembali kebudayaan.
Budi Utomo juga memiliki tujuan khusus yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Budi Utomo. Tujuan khusus tersebut antara lain adalah memperhatikan kepentingan pelajaran umum, menjunjung tinggi dasar-dasar perikemanusiaan, dan menjaga penghidupan bangsa yang pantas.
Tokoh dalam Organisasi Budi Utomo
Beberapa tokoh penting dalam organisasi Budi Utomo adalah R. Soetomo, M. Soelaiman, Soewarno I (Gondo Soewarno), M. Goenawan, R. Angka, M. Soeradji, M. Moh. Saleh, Soewarno II (M. Soewarno), dan R.M Goembrek. Mereka adalah para pelajar STOVIA yang terlibat dalam pendirian Budi Utomo dan menjadi pengurus Budi Utomo cabang Betawi.
R. Soetomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo dan menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Budi Utomo. Ia merupakan tokoh yang memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, dr. Wahidin Sudirohusodo juga merupakan tokoh penting dalam Budi Utomo. Ia memiliki ide-ide untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan dan menjadi wakil ketua Pengurus Besar Budi Utomo.
Perkembangan dan Perubahan Organisasi Budi Utomo
Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres I di Yogyakarta. Dalam kongres tersebut, Budi Utomo menghasilkan susunan Pengurus Besar Budi Utomo, AD/ART Budi Utomo, dan menentukan Kantor Pusat Budi Utomo.
Selanjutnya, Budi Utomo memiliki cabang-cabang di berbagai daerah, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Meskipun memiliki banyak cabang, Budi Utomo tetap menempuh perjuangan melalui bidang sosial-budaya dan menjaga hubungan yang erat dengan pemerintah. Pada perkembangannya, Budi Utomo mulai mengubah langkah perjuangannya ke bidang politik setelah Dr.
Soetomo kembali dari Belanda dan mendirikan organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang bergerak dalam bidang politik. Pada Kongres Budi Utomo tanggal 24-26 Desember 1935 di Solo, terjadi penggabungan antara PBI dengan Budi Utomo menjadi satu dengan nama “Partai Indonesia Raya” (PARINDRA)
Pengaruh dan Keberhasilan Organisasi Budi Utomo
Kelahiran Budi Utomo menjadi tonggak yang menumbuhkan semangat perjuangan dan menjadi inspirasi berdirinya berbagai organisasi di seluruh Indonesia. Budi Utomo menjadi organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia dan berhasil bertahan cukup lama.
Organisasi ini juga menjadi jembatan antara para pejabat kolonial yang maju dengan kaum terpelajar Jawa. Meskipun mengalami perubahan dalam corak dan tujuan, Budi Utomo tetap memberikan sumbangan yang tidak ternilai bagi masa depan Indonesia [[1]].