- Skandal Suap Siemens
Pada 2006 silam, salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Jerman, Siemens AG, terjaring kasus suap yang sangat besar, kasus ini dianggap sebagai kasus yang paling hina di dunia. Sejak 1990an, Siemens menyuap pemerintah dan pegawai negeri di seluruh benua, hingga US$1,4 miliar Amerika Serikat (AS).
Di negara tempat korupsi Siemens berlangsung, warga yang terkena dampaknya, membayar biaya kebutuhan yang terlalu mahal seperti pajak jalan dan pembangkit listrik. Sementara itu, Siemens menikmati keuntungan.Siemens dapat membayar suap ke luar negeri yang kemudian dianggap “pajak perusahaan”. Hal tersebut disebut “Nützliche aufwendungen” atau “Pengeluaran bermanfaat”.
Meskipun begitu, Siemens tetap “terlihat” santai seperti perusahaan bersih yang anti-suap.Transaksi suap Siemens akhirnya menarik minat pihak berwenang di beberapa negara, termasuk AS dan Jerman, yang meluncurkan penyelidikan dan akhirnya mendapatkan sanksi terbesar dalam sejarah pemberantasan korupsi AS, sebesar US$1,6 miliar.
2. Kasus Korupsi Viktor Yanukovych
Pada 2010 diangkat sebagai Presiden, kemudian Viktor Yanukovych mengakhiri masa jabatannya dengan kehinaan dan kabur ke Rusia pada Februari 2014 saat Revolusi Ukraina yang menewaskan lebih dari 100 nyawa. Ia meninggalkan rumah sebesar 140 hektar lengkap dengan lapangan golf, peternakan burung unta, kebun binatang pribadi, “roti emas”, dan replika kapal perang Spanyol di Mezhyhirya.
Pada 2019, pengadilan Ukraina secara in absentia menjatuhkan hukuman 13 tahun pada Yanukovych atas tuduhan pengkhianatan.Dengan menggunakan perusahaan cangkang, Yanukovych menyelewengkan uang rakyat demi keuntungan pribadi.
Media publik Swedia, SVT, membocorkan bahwa Yanukovych menerima suap sebesar US$3,7 juta pada 2011 dan melakukan dua transaksi pada 2007 dan 2018 dengan total US$18 juta!Totalnya, mantan presiden Ukraina tersebut menggelapkan uang Ukraina sebesar US$40 miliar, dan baru 1,5 miliar saja yang kembali.
3. Korupsi Sani Abacha
Skandal korupsi yang ini melibatkan Alm. Sani Abacha, presiden Nigeria dari 1993 hingga wafatnya pada 1998. Meninggalkan belangnya, rezim Abacha diwarnai oleh skandal korupsi yang baru lalu terbongkar setelah wafatnya, yang diketahui mengambil uang rakyat sekitar 3 – 5 miliar dolar AS Pada 2014, Departemen Kehakiman AS mengungkapkan bahwa mereka membekukan dana gelap lebih dari 458 juta dolar AS yang disembunyikan Abacha dan komplotannya di seluruh dunia.
Selama bertahun-tahun, Nigeria telah berjuang untuk mengembalikan uang tersebut, tetapi perusahaan komplotan keluarga Abacha memperkeruh suasana dengan terus memperjuangkan uang haram tersebut di pengadilan selama lima tahun.Secercah harapan muncul pada 2019. Lelah menerima tekanan publik, lembaga rahasia penyelundupan pajak di Jersey, Inggris, mengumumkan telah memasukkan US$268 juta ke dalam dana pemulihan aset yang pada akhirnya akan dikembalikan ke Nigeria.
4. Skandal Korupsi dan HAM Fujimori
Politik di Peru sering diwarnai oleh korupsi dan masalah hak asasi manusia (HAM). Salah satunya yang terjadi pada Alberto Fujimori. Menjadi Presiden Peru dari tahun 1990 hingga 2000, politisi Peru keturunan Jepang ini menyelewengkan lebih dari 75 persen anggaran Badan Intelijen Nasional tanpa menyuap politisi, hakim, dan media. Dengan begitu, Fujimori memberikan citra “bersih” kepada publik selama masa kepresidenannya sementara ia memerintahkan pasukan rahasia untuk membunuh gerilyawan dan diduga menggelapkan uang rakyat senilai US$600 juta. Setelah melarikan diri ke Jepang pada tahun 2000 dan ditangkap di Cile pada 2005, Fujimori menjadi kepala negara pertama yang diekstradisi ke negara asalnya, diadili, dan dijatuhi hukuman minimal 30 tahun penjara karena korupsi dan pelanggaran HAM. Sempat diberi grasi pada 2017 oleh Pedro Pablo Kuczynski, mantan presiden peru dari 2016 – 2018, Fujimori kembali ke penjara pada 2019.
5. Panama papers
Beberapa tahun lalu, kasus Panama Papers menjaring berbagai politisi, petinggi negara, dan pebisnis dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Setelah kebocoran informasi besar-besaran pada 2016 di firma hukum Panama, Mossack Fonseca, Panama Papers mengungkap rahasia tergelap dari industri keuangan rahasia. Mossack Fonseca menciptakan lebih dari 214.000 perusahaan cangkang untuk individu yang ingin menghindari pajak dan tetap aman.Perusahaan-perusahaan cangkang tersebut menyembunyikan setidaknya 140 politisi dan pejabat publik, termasuk 12 kepala pemerintahan dan 33 orang atau perusahaan yang masuk daftar hitam atau daftar sanksi oleh pemerintah AS untuk pelanggaran seperti perdagangan dan terorisme.