Apa Itu PPKI?
Pada masa sejarah Indonesia, PPKI adalah singkatan dari “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.” PPKI adalah badan yang bertugas merumuskan dasar negara dan menyelenggarakan proses persiapan kemerdekaan Indonesia pada awal deklarasi kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
PPKI didirikan pada tanggal 7 Agustus 1945, hanya beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945. Badan ini beranggotakan tokoh-tokoh nasional terkemuka yang berasal dari berbagai kelompok politik dan etnis, termasuk anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang telah dibentuk sebelumnya.
Tugas PPKI
Tugas utama PPKI adalah menyusun dan menetapkan dasar negara untuk Indonesia yang baru merdeka. PPKI berhasil merumuskan empat dokumen penting, yaitu:
- Piagam Jakarta
Dokumen ini berisi deklarasi kemerdekaan dan menetapkan bahwa Indonesia merdeka sebagai negara yang berdaulat. - UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan konstitusi Indonesia hingga saat ini, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 mengatur dasar-dasar negara, hak-hak dan kewajiban warga negara, serta sistem pemerintahan Indonesia. - Tap MPRS I/MPRS 1945
PPKI juga menetapkan Tap MPRS I (TAP MPRS I) pada tanggal 22 November 1945. TAP MPRS I mengandung ketentuan tentang lambang negara (Garuda Pancasila) dan bahasa nasional (Indonesia). - Tap MPRS II/MPRS 1945
PPKI juga menetapkan Tap MPRS II (TAP MPRS II) pada tanggal 11 Maret 1967. TAP MPRS II menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang tidak dapat diubah.
Berikut Anggota PPKI
-
Soekarno
Anggota PKKI yang pertama adalah Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur, dan merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ia adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat dari 1945 hingga 1967. Soekarno adalah seorang pemimpin karismatik dan revolusioner yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Sebagai tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno berperan aktif dalam menyusun dan membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 bersama dengan Mohammad Hatta. Ia juga dikenal sebagai penggagas Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Namun, masa kepemimpinannya tidak selalu bebas dari kontroversi, dan pada tahun 1967, Soekarno digulingkan dari kekuasaan oleh gerakan peralihan kekuasaan yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto. Setelah itu, Soekarno hidup dalam tahanan rumah di Jakarta hingga wafat pada 21 Juni 1970. -
Mohammad Hatta:
Anggota PPKI kedua adalah Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia adalah salah satu tokoh pergerakan nasional Indonesia yang sangat dihormati. Hatta bersama Soekarno adalah proklamator kemerdekaan Indonesia, dan ia menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia dari 1945 hingga 1956.
Hatta berkontribusi besar dalam merumuskan dan mengatur sistem pemerintahan Indonesia yang baru, serta memperjuangkan hak-hak rakyat dan peran ekonomi negara yang lebih berdaulat. Setelah periode kepemimpinannya sebagai Wakil Presiden, Hatta tetap aktif dalam politik dan juga berfokus pada pendidikan dan ekonomi.
Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Jakarta, dan warisannya sebagai tokoh pergerakan dan pejuang kemerdekaan terus dihormati oleh bangsa Indonesia. -
Ki Hadjar Dewantara:
Anggota PPKI ketiga adalah Ki Hadjar Dewantara, yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Ia adalah seorang tokoh pendidikan dan pergerakan nasional Indonesia yang diakui dan dihormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Dewantara adalah pendiri sekolah pertama bagi warga pribumi, yaitu Taman Siswa, pada tahun 1922. Ia sangat percaya pada pentingnya pendidikan bagi semua warga Indonesia, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau status sosial.
Karena pandangan dan perjuangannya untuk pendidikan, Ki Hadjar Dewantara diakui secara luas sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pendidikan Indonesia. Ia wafat pada 26 April 1959 di Yogyakarta. -
Muhammad Yamin:
Anggota PPKI keempat adalah Muhammad Yamin lahir pada 28 Agustus 1903 di Talawi, Sumatera Barat. Ia adalah seorang pengacara, sastrawan, dan tokoh pergerakan Indonesia yang berkontribusi dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan.
Yamin merupakan salah satu anggota BPUPKI dan PPKI yang terlibat dalam perumusan dasar negara, termasuk dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan. Ia juga merupakan seorang sastrawan dan penulis puisi yang dihormati, dengan beberapa karyanya yang menjadi bagian dari kumpulan sastra Indonesia terkemuka.
Yamin meninggal dunia pada 17 Oktober 1962, tetapi warisannya sebagai tokoh intelektual dan sastrawan terus dihormati di Indonesia. -
Ki Bagus Hadikusumo:
Anggota PPKI kelma adalah Ki Bagus Hadikusumo adalah seorang politikus yang lahir pada 13 Juli 1905 di Magetan, Jawa Timur. Ia merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam perumusan dasar negara Indonesia melalui partisipasinya sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Ki Bagus Hadikusumo memiliki latar belakang pendidikan hukum dari Universitas Indonesia. Sebagai seorang politikus, ia terlibat aktif dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan turut berkontribusi dalam upaya merumuskan dasar negara yang akan membentuk Republik Indonesia yang baru merdeka.
Sebagai bagian dari BPUPKI, Ki Bagus Hadikusumo bekerja bersama para anggota lainnya dalam menyusun dasar negara Indonesia, yang mencakup konstitusi, lambang negara, bahasa nasional, dan sejumlah aspek penting lainnya. Kemudian, ketika BPUPKI berubah menjadi PPKI pada bulan Agustus 1945, Ki Bagus Hadikusumo juga terus terlibat dalam proses perumusan dan penetapan dasar negara melalui keanggotaannya di dalam panitia tersebut. -
Muhammad Suroso:
Anggota PPKI keenam adalah Muhammad Suroso adalah seorang politikus Indonesia yang juga merupakan anggota BPUPKI dan PPKI. Ia lahir pada tanggal 2 November 1909. Seperti Ki Bagus Hadikusumo, Suroso juga berkontribusi dalam perumusan dasar negara Indonesia yang akan menjadi landasan bagi negara yang baru merdeka.
Sebagai bagian dari BPUPKI, Suroso ikut aktif dalam menyusun konstitusi dan landasan negara lainnya. Setelah BPUPKI berubah menjadi PPKI, perannya dalam proses perumusan dasar negara berlanjut dan ia terus berkontribusi dalam upaya mencapai konsensus tentang isi dan bentuk dasar negara. -
Ahmad Subardjo:
Anggota PPKI ketujuh adalah Ahmad Subardjo lahir pada 1 April 1901 di Banyumas, Jawa Tengah. Ia adalah seorang ahli hukum dan juga merupakan anggota BPUPKI dan PPKI. Peran utamanya adalah dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Sebagai ahli hukum, Ahmad Subardjo berperan penting dalam penyusunan dan penulisan UUD 1945, yang menjadi konstitusi Indonesia hingga saat ini. Ia turut berkontribusi dalam merumuskan landasan hukum dan prinsip-prinsip penting yang akan membentuk negara baru yang merdeka. -
Mr. Assaat:
Anggota PPKI kedelapan adalah Mr. Assaat adalah seorang politikus yang merupakan anggota BPUPKI dan PPKI. Namanya adalah Muhammad Assaat, dan ia lahir pada 9 Agustus 1898 di Minahasa, Sulawesi Utara. Sebagai anggota BPUPKI dan PPKI, Mr. Assaat juga berkontribusi dalam perumusan dasar negara Indonesia yang melibatkan pembahasan tentang konstitusi, lambang negara, dan bahasa nasional.
-
Abikusno Tjokrosuyoso:
Anggota PPKI kesembilan adalah Abikusno Tjokrosuyoso adalah seorang tokoh militer yang merupakan anggota BPUPKI dan PPKI. Ia lahir pada 28 September 1904 di Jogjakarta. Sebagai anggota PPKI, Abikusno terlibat dalam pembentukan dasar negara dan ikut berkontribusi dalam mengatur aspek-aspek penting tentang peran militer dalam negara yang baru merdeka.
PPKI berperan penting dalam membentuk dasar negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Keputusan dan hasil kerja PPKI menjadi dasar bagi konstitusi dan sistem pemerintahan Indonesia, serta membentuk landasan ideologi dan identitas nasional. Karya dan keputusan PPKI terus berdampak pada perkembangan negara Indonesia hingga saat ini.