Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Perhelatan Akbar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah “Muktamar” atau Baralek Gadang kata orang Minang yang berlangsung di Solo bulan November 2022 berlalu sudah. Muktamar berjalan dengan lancar dan aman tanpa kendala yang berarti. Muktamar juga telah menetapkan Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Periode 2022 -2027.
Dengan selesainya perhelatan akbar tersebut, permusyawaratan tingkat di bawahnya segera menyusul mulai dari Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang dan Musyawarah Ranting. PimpinanWilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara sudah menetapkan bahwa pelaksanaan Musyawara Wilayah in syaa Allah akan berlangsung pada tanggal 17 sd 19 Februari 2023 di kota Padang Sidimpuan.
Muktamar ‘Aisyiyah telah menetapkan Dr. Apt. Salmah Orbayinah, M.Kes sebagai Ketua Umum dan Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, M.Si sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah periode 2022-2027. Menilik susunan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah saat ini, perlu kita acungkan jempol dan kita tiru, karena banyak diisi oleh kader-kader ‘Aisyiyah dari Angkatan Muda Putri Muhammadiyah, baik yang berasal dari Nasyiatul ‘Aisyiyah maupun dari Immawati. Bagaimana dengan kondisi kita di Sumatera Utara?. Apakah kader-kader muda ‘Aisyiyah kita dan juga Angkatan Muda Putri kita siap untuk melanjutkan tugas kepemimpinan ‘Aisyiyah di Sumatera Utara untuk periode mendatang?.
Kita tidak boleh pesimis, harus optimis. Kita punya semboyan “ Sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti. Perkaderan sudah dilakukan. Perkaderan dilakukan oleh kader-kader yang juga sudah mengikuti perkaderan tingkat nasional. Bahkan ada yang mendapat pendidikan khusus kader ‘Aisyiyah di bangku kuliah. Perkaderan yang didapat dari orang tua di rumah sejak kecil juga sangat perlu jadi penilaian.
Bila kita melihat kebelakang, hampir semua yang pernah jadi Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara mempunyai basic pendidikan agama (walau ada yang tidak sampai Perguruan Tinggi) dan memang sudah jadi panutan ditengah- tengah masyarakat. Sepertinya ada hukum tak tertulis (hukum adat), bahwa ketua harus punya pemahaman agama yang mumpuni dan juga pemahaman yang luas tentang Muhammadiyah/’Aisyiyah..
Kepemimpinan di organisasi ‘Aisyiyah memang tidak tergantung kepada satu orang, karena kepemimpinan di ‘Aisyiyah bersifat kolektif kolegial. Namun top leader yang berwibawa cerdas, visioner dan relatif masih muda (energik), sangat diharapkan untuk bisa menjawab tuntutan dan tantangan zaman yang semakin beragam. Pemimpin yang berakar ke tanah dan berpucuk ke atas. Pemimpin yang diterima di kalangan bawah dan tidak kaku ketika berada di kalangan atas serta loyal kepada pimpinan organisasi di atasnya dan tidak berbeda paham dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku di Persyarikatan Muhammadiyah. Pemimpin yang luas pergaulannya di kalangan Muhammadiyah /’Aisyiyah. Mungkin susah mencari pemimpin ideal seperti gambaran tersebut, tetapi yang mendekati tentu ada.
‘Aisyiyah sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, tentu yang menjadi contoh teladan dalam kepemimpinannya adalah kepemimpinan Rasulullah saw. Empat sifat wajib yang ada pada diri Rasulullah saw, yaitu shiddiq amanah tabligh dan fathanah, tentu wajib juga ada pada semua anggota dan pimpinan ‘Aisyiyah terutama ketua. Selain empat sifat wajib tersebut di atas yang mutlak harus ada pada seorang pemimpin (ketua), beberapa persyaratan yang sudah diatur oleh persyarikatan dan orgaisasi juga harus terpenuhi.
Sedikit uraian tentang empat sifat wajib yang melekat pada diri seorang Rasul yang juga harus ada pada seorang pemimpin (ketua): 1. Shiddiq artinya benar. Murut Prof. Syafii Ma’arif (alm), pengertia shiddiq itu adalah adanya kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan atau dengan kata lain menurut beliau “tidak selingkuh antara perkataan dan perbuatan”. Contoh: Sikap dan prilaku seorang pemimpin yang harus sesuai dengan sumpah dan janji yang ia ucapkan di awal kepemimpinannya. Bila tidak sesuai berarti sifat shiddiqnya tidak ada. 2. Amanah, artinya dapat dipercaya (jujur). Orang yang tidak jujur sama dengan berkhianat. Seorang pemimpin apabila satu kali saja melanggar amanah, selamanya sulit untuk dipercaya. “ Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya” Demikian kata orang-orang bijak. Salah satu ciri orang munafiq adalah khianat. 3. Tabligh artinya menyampaikan. Seorang pemimpin harus terbuka menyampaikan perkembangan apa saja yang berkaitan dengan organisasinya. Kecuali dalam hal-hal tertentu yang memang bukan untuk konsumsi umum. Dan juga mau berbagi ilmu yang dimilikinya. 4. Fathanah artinya cerdas. Seorang pemimpin tidak cukup hanya pintar saja, tetapi harus cerdas dan punya skill dalam memimpin. Berpikir dan bertindak cepat dan tepat dalam memutuskan sesuatu yang memang dibutuhkan keputusan yang cepat dan tepat. Cerdas berpikir, cerdas berbuat dan cerdas membagi waktu.
Seorang pemimpin (ketua) tidak cukup hanya punya waktu saja. Komitmen, ikhlas dan istiqamah sangat dibutuhkan. Ber’Aisyiyah bukan untuk menghabiskan waktu terluang. Bukan pula untuk melepas lelah dan penat dari pekerjaan rutin di rumah atau di tempat pekerjaan. Ber’Aisyiyah bukan sekadar menunjukkan jadi diri bahwa kita bagian dari Muhammadiyah. Akan tetapi Ber’Aisyiyah adalah dalam rangka pengabdian diri kita kepada Allah ( hablun minallah wa hablun minannas). Kerja keras, kerja jelas, kerja tuntas dan kerja ikhlas merupakan suatu keniscayaan. Lingkungan kerja dan background keluarga juga perlu jadi perhatian.
Demikianlah sedikit paparan tentang menimbang-menimbang dan menakar siapakah yang pantas menduduki pucuk pimpinan di Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara periode 2022 – 2027. Siapapun yang terpilih nanti jadi ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara untuk periode 2022-2027, harapan kita tentunya yang terpilih adalah yang terbaik dari yang baik-baik. Semua calon adalah orang-orang yang sudah melewati seleksi dari Panitia Pemilihan Anggota Pimipinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara 2022-2027.
Musyawarah Wilayah Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara tinggal menghitung hari. Harapan dan do’a kita semua, semoga Musyawarah berjalan aman damai lancar dan sukses. Jauh dari hal-hal yang mencederai dan menodai musyawarah. Musyawarah yang bersih dan bermartabat itu harapan. Sampai jumpa di arena Musywil Padang Sidimpuan. Salam sehat.
Nashrun minallah wa fathun qarib.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh