Biografi BJ Habibie: Presiden Ketiga Indonesia
Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih dikenal dengan sebutan BJ Habibie, adalah tokoh yang memainkan peran kunci dalam sejarah Indonesia modern. Ia adalah Presiden ketiga Indonesia yang menjabat sejak Mei 1998 hingga Oktober 1999. Berikut adalah gambaran singkat tentang kehidupan, pencapaian, dan warisan BJ Habibie.
Masa Awal dan Pendidikan:
BJ Habibie lahir pada 25 Juni 1936, di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Keluarganya adalah keturunan Gorontalo dan Makassar. Ayahnya, Alwi Abdul Jalil Habibie, adalah seorang guru dan pemimpin komunitas setempat.
Pendidikan Habibie dimulai di Sekolah Negeri (SN) Tingkat Pertama di Pare-Pare, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di Bandung. Setelah lulus, ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk melanjutkan studi di luar negeri.
Pendidikan dan Kariernya di Luar Negeri:
Habibie melanjutkan studi di Technische Hochschule Aachen di Jerman, meraih gelar sarjana teknik mesin pada tahun 1960. Ia kemudian melanjutkan studi tingkat doktor di Technische Universität München dan meraih gelar doktor teknik pada tahun 1965.
Selama studi di Jerman, Habibie mengembangkan minat dan keahliannya dalam bidang teknologi penerbangan. Karier profesionalnya di dunia aeronautika dimulai ketika ia bekerja di perusahaan pesawat terbang terkemuka, Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB).
Kembali ke Indonesia dan Peran dalam Pembangunan Industri Penerbangan:
Pada tahun 1974, BJ Habibie diundang oleh Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia dan bergabung dengan pemerintah. Di Indonesia, Habibie mendirikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan juga terlibat dalam program pembangunan pesawat terbang, termasuk proyek N-250 Gatotkaca.
Perjalanan Politik dan Jabatan Presiden:
BJ Habibie terlibat dalam politik setelah diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada tahun 1978. Pada tahun 1998, di tengah gejolak politik dan tuntutan reformasi, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya, dan Habibie terpilih sebagai presiden yang baru.
Pemerintahan Habibie menghadapi berbagai tantangan, termasuk tuntutan reformasi dan krisis ekonomi yang melanda Asia pada waktu itu. Meskipun masa kepemimpinannya relatif singkat, Habibie melakukan berbagai reformasi dan membuka ruang lebih besar bagi kebebasan berpendapat.
Pengunduran Diri dan Warisan:
BJ Habibie mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden pada Oktober 1999, setelah kejadian kontroversial di Timor Timur dan tuntutan reformasi yang semakin kuat. Meskipun pemerintahannya memiliki keberhasilan dan kegagalan, Habibie tetap dihormati sebagai tokoh yang membuka pintu bagi demokrasi di Indonesia.
Setelah masa pensiunnya, Habibie aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Ia mendirikan Yayasan Habibie dan Ainun untuk pendidikan dan pengembangan teknologi di Indonesia. Pada 11 September 2019, BJ Habibie meninggal dunia di Jakarta, meninggalkan warisan sebagai tokoh yang berperan dalam pembangunan industri dan perekonomian Indonesia.
BJ Habibie, dengan visinya dalam bidang teknologi dan kontribusinya dalam dunia politik, tetap diingat sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah modern Indonesia. Warisan beliau terus menginspirasi generasi penerus untuk berkontribusi pada pembangunan dan kemajuan bangsa.